Kamis, 22 Juni 2023

ANDAI

Oleh: Ans (Siswa Kelas X SMAK Seminari Labuan Bajo)

Andai dunia menginginkannya ini pundakku untuk kau sandar bebanmu ini dadaku untuk kau tumpahkan air matamu 
Hati ini juga selalu ada untuk kau bercurhat ...
Tapi sayang saya sebagai seminaris harus meneruskan panggilanku untuk mencapai sebuah imamat mulya
Andai malam belum larut lengan ini selalu siap untuk merangkulmu 
Tangan ini ingin menggenggam erat jemarimu
Namun semua sebatas mimpiku
Kini aku tak lagi disampingmu 
Tapi hati ini,rasa ini dan raga ini tak rela menjauh darimu andai kau tau hatiku 
Ku ingin memelukmu
Menangislah di dalam dekapanku  
Berjalanlah bersamaku 
Aku ingin membuat kau bahagia kapan pun dan dimana pun itu.....

Selasa, 20 Juni 2023

Gereja Dalam Pusaran Arus Zaman

Oleh: Andra Geraldo (Siswa kelas X SMAK Seminari Labuan Bajo)

Kondisi gereja saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal ini dapat dilihat dari semangat umat begitu kecil dalam mengikuti berbagai kegiatan gereja seperti jarang mengikuti perayaan ekaristi, aktif dalam kegiatan doa, rekoleksi, bakti sosial dalam lingkungan gereja dan lain sebagainya. 
Situasi dan kondisi seperti ini yang bisa menghambat gereja berkembang. Gereja tidak akan bisa berkembang dengan sendirinya. Karena itu, gereja membutuhkan keterlibatan orang-orang beriman kepada Yesus Kristus.
 
Gereja yang dimaksudkan dalam tulisan ini bukan bangunan fisik yang megah dan menaranya menjulang tinggi tetapi orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Hal ini bisa dilihat dalam Kitab Suci yang menceritakan tentang para murid yang berkumpul bersama sambil berdoa kepada Tuhan Allah mereka. Di sinilah cikal bakal lahir Gereja.

Salah satu hal yang mempengaruhi minimnya semangat umat dalam hidup menggereja ialah perkembangan dunia saat ini. Dunia semakin berkembang tetapi kesadaran manusia semakin berkurang. 

Seperti yang kita ketahui bersama perkembangan dunia saat ini sangat baik. Namun, perlu kita ketahui juga bahwa dengan berkembangnya dunia, maka akan muncul berbagai hal, baik itu positif maupun negatif.

Dengan melihat sisi positif dari perkembangan dunia saat ini dapat mempermudah komunikasi dengan menggunakan alat teknologi dan munculnya berbagai sarana transportasi yang memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. 

Dengan menggunakan berbagai sarana tersebut manusia dapat hidup dengan baik. Aktivitas manusia lebih efektif dan efisien. Orang tidak lagi membutuh waktu yang lama untuk membagi informasi. Dalam sekejap mata ketika jari menari di atas papan keyboard, informasi itu tersebar luas. Dengan demikian, orang selalu mengatakan perkembangan teknologi dan informasi saat ini dapat membentuk kampung global (global Village). 

Tetapi perlu kita ketahui juga bahwa perkembangan dunia saat ini tidak hanya memberikan hal positif saja, tetapi juga membawa dampak negatif bagi setiap orang. Salah satunya bagi Gereja Katolik. 
Gereja Katolik saat ini dihadapkan dengan berbagai persoalan bukan hanya tentang minimnya semangat umat, tetapi juga dengan munculnya berbagai aliran sesat. 

Hal ini dipengaruhi oleh tuntutan dunia yang semakin besar, orang banyak lebih memilih hal yang praktis dan tidak mau melakukan sesuatu yang memerlukan perjuangan.

Dengan munculnya berbagai godaan-godaan duniawi yang membuat banyak orang terbawa oleh arus zaman dan menganggap bahwa hidup hanya uang, uang dan uang. 

Dengan hal itu mereka mengorbankan waktu untuk melayani Tuhan dengan bekerja dan dengan kata lain mereka hidup hanya dengan uang dan mengesampingkan Tuhan. Mereka melakukan segalanya untuk menyenangkan diri sendiri dan melupakan tugas mereka sebagai anak-anak Allah.
Kita hidup bukan hanya untuk bekerja saja, tetapi juga berdoa begitu pun sebaliknya. Berdoa dan bekerja harus berjalan secara bersamaan. Kita tidak dapat hidup tanpa bekerja dan kita juga tidak dapat hidup tanpa Tuhan.

Selain itu banyak umat Katolik yang menganggap bahwa hari minggu adalah hari libur dan tidak ada kegiatan yang mesti dilakukan, padahal hari minggu adalah hari Tuhan. Hal inilah yang membuat banyak orang tidak menghadiri perayaan Ekaristi pada hari minggu.

Hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah meningkatkan semangat umat dalam menggereja lebih khusus anak-anak dan kaum muda, karena merekalah masa depan Gereja. 

Dengan cara apa kita meningkatkannya? Tentunya dengan mengikuti berbagai kegiatan dan organisasi Gereja seperti, Sekami, OMK, dan kelompok-kelompok doa.
Dengan meningkatnya organisasi-organisasi Gereja, maka dengan itu semangat umat dalam menggereja semakin tinggi. 

Hal itu juga akan berjalan dengan baik apa bila semua umat Katolik mempunyai kesadaran untuk mampu memilah dan memilih mana hal yang baik bagi diri sendiri dan bagi Gereja dengan kata lain kita harus mempunyai daya filter yang baik agar mampu melihat dan membaca mana hal yang baik bagi Gereja di tengah perkembangan dunia saat ini.
          “CATHOLIC FOREVER “
                     

*GOLO WASO*

Oleh: Andhika Putra (Siswa Kelas X SMAK Seminari Labuan Bajo)

Dulu Engkau Begitu Fantastis
Padamu Kuatur Segala Cerita
Dikediaman Itu Kuukir Namamu
Tanah Golo Wasoku Yang Tercinta
Diatas Bukitmu Ku Berkelana
Padamu Seribu Jejak Kutinggalkan
Hingga Terbentuk Sebuah Kenangan Untukmu.

Tanah Golo Wasoku Yang Tercinta 
Desa Dingin Yang Selalu Menginspirasi
Padamu Kutitipkan Seribu Kisah 
Yang Kubawa Pada Indahmu 
Jangan Biarkan Ceritaku ini
Terhapus Dari Dunia Fantastismu Biarkan warna alam-mu melukis senjaku
Hingga ilusimu membawa aku 
Pada rasa nyamanmu. Karena dibawa Kaki Gunungmu 
Aku masih Mmelukis 
Keindahan alam abadimu

Minggu, 04 Juni 2023

Pancasila sebagai Pandangan Hidup


Oleh: Brayen Sukardi (Siswa KPB Seminari Labuan Bajo)

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia bisa dilihat sebagai pandangan hidu berbangsa dan bernegara. Sebagai pandangan hidup, pancasila dapat mewujudkan nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, pancasila adalah pedomaan umum bagi setiap warga Negara Indonesia dalam membangun kehidupan sosial yang adil, makmur, dan beradap. Pancisala juga bisa menjadi patokan untuk mengukur tingkah laku seseorang dalam kehidupan sosial masyarakat. Artinya, pancasila dapat mengatur perilaku seseorang sesuai nilai-nilai yang terkadung dalam pacasila itu sendiri. Nilai-nilai ialah ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kemasyarakatan (demokratis atau musawarah), dan keadilan sosial. Karena itu, pancasila adalah suatu ideologi yang final. 

Dengan merujuk pada uraian di atas, maka jelas bahwa arti dan peranan pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara tidak bisa tergantikan. Pancasila yang sifatnya tidak bisa tergantikan itu mesti menjiwai seluruh kehidupan masyarakat Indonesia baik dari lapisan masyarakat yang paling bawah maupun para pejabat Negara atau pemerintah. 

Kalau kita memperhatikan perkembangan sejarah bangsa Indonesia, dapat kita sadari bahwa pancasila  mengandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Nilai itu kemudian berkembang sejalan dengan perkembangan bangsa Indonesia itu sendiri. Misalnya sikap percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Bangsa Indonesia sejak dahulu sduah memilik kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa, hanya wujudnya berbeda. Lalu sikap menjujung tinggi persatuan. Sejak kita hidup dalam kelompok suku, ras, agama, atau kelompok lainnya persatuan itu sudah mulai bertumbuh dan mulai berkembang walaupun kadang ada tantangan dalam persatuan yang muncul dari luar atau dari dalam. Misalnya, ketika Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Masyarakat Indonesia mengalami perpecahan demi menyelamatkan diri dari gerakan kolonialisme Belanda. Setelah mengalami kemerdekaan, Indonesia mencoba untuk memulihkan perpecahan itu dengan persatuan.

Menghayati Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan sehati-hari; 

Pertama, sila pertama pancasila yang berbunyi, “Ketuhanan yang Maha Esa.” 

Sila Ketuhanan yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa kita bangsa Indonesia memiliki kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa itu bersifat aktif. Artinya kita harus selalu menjalankan segala perintah Tuhan dan mencoba untuk menghidari diri dari larangan-larangan-Nya. 

Selain itu, Ketuhanan yang Maha Esa juga bermaksud untuk menciptakan toleransi antaragama di Indonesia sehingga tidak ada agama atau kepercayaan yang lebih mendomanasi ruang public dan merasa diri menjadi agama yang superior. Dengan demikian, nilai luhur dari sila pertama ialah menjaga kehidupan beragama di Indonesia dengan rukun dan damai.

Kedua, Sila kedua pancasila berbunyi demikian, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradap.” 

Konsep dasar sila kedua pancasila ialah bagaimana masyarakat dan pemerintah yang memegang tongkat kekuasaan berjuang untuk menciptakan manusia yang bersikap adil bagi seluruh rakyat Indonesia dan juga harus beradap. 

Dengan demikiam, seluruh kebijakan dan program kerja pemerintah harus betul-betul berorientasi pada kemanusiaan. Kemanusiaan yang dimaksudkan ialah soal terciptanya masyarakat yang adil dan beradap. Korupsi misalnya adalah suatu tindakan yang mencerminkan ketidakadilan. Kekayaan Negara yang bersumber dari rakyat dicuri untuk kepentingan sendiri. 

Ketiga, Sila ketiga pancasila yang berbunyi demikian, “Persatuan Indonesia.” 

Makna dari persatuan Indonesia ini ialah bagaimana masyarakat Indonesia yang begitu plural baik dari segi agama, ideology, ras, suku, dan etnis harus bisa membangun satu kesatuan yang integral dan solid. Perbedaan bukan menjadi persoalan bangsa tetapi perbedaan adalah kekuatan untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik melalui cara hidup, cara kerja, dan cara pandang kita masing-masing. 

Karena itu, cara hidup masyarakat Indonesia mestinya mencerminkan persatuan. Persatuan itu dapat diwujudkan melalui dialog kebangsaan untuk menemukan titik temu yang cocok dalam menjawabi tantangan global. Dalam proses dialog itu, setiap orang mesti terbuka untuk menerima masukan atau kritikan dari pihak lain, juga mengevaluasi segala kebijakan atau program yang sedah berlangsung atau yang sedang berjalan. 

Keempat, Sila keempat pancasila yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat bejikasanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” 

Sila keempat ini menekankan aspek kerakyatan dan musyawarah. Bahwa untuk menjadi pemimpin satu bangsa, kita harus melihatkan rakyat. Kedaulatan itu ada di tangan rakyat bukan ada di tanga pemimpin. Pemimpin dipilih untuk mewujudkan kedaulatan rakyat itu sendiri. 

Dalam proses memilih pemimpin suatu Negara mesti melalui jalur musyawarah atau sering disebut demokrasi. Demokrasi artinya rakyat yang memimpin. Karena rakyat adalah pemilik kekuasaan maka dalam proses pemilihan pemimpin harus melihatkan rakyat itu sendiri. Rakyat harus mengambil peran sentral dalam mewujudkan pemimpin yang berkualitas dan berintegritas serta berjuang untuk kepentingan masyarakat umum.

Kelima, Sila kelima pancasila yang berbunyi, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

 Sila kelima ini menegaskan bahwa setiap warga Negara Indonesia arus mendapatkan perlakukan yang sama baik di bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial. Misalnya dalam bidang hokum. Warga Indonesia-siapa pun itu, ketika berbuat suatu kejahatan mesti diperlakukan sesuai dengan aturan hukum. 

Fakta yang terjadi di Indoensia selama ini ialah proses hukum bagi warga Negara cenderung tidak adil dan diskriminasi. Warga masyarakat yang miskin ketika berbuat kejahatan diproses secara hukum. Namun, ketika pejabat Negara yang melakukan kejatahan tidak diproses secara hukum. Atau diproses secara hokum tetapi hukuman tidak terlalu berat. Hal ini terjadi karena para pejabatan Negara yang melakukan kejahatan sudah membeli pasal undang yang terkadung salam lembaga hukum. 

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila di atas ingin menegaskan bahwa pancasila adalah pedomaan atau SOP kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur seudah diuji dari tahun ke tahun sehingga tidak perlu diperdebatkan soal relevansi nilai-nilai pancasila dalam perkembangan bangsa dan Negara dewasa ini.  

Kamis, 01 Juni 2023

KARENA ROKOK

Oleh: Vayan Yanuarius

Orang berjuang mempertahan hidup dengan cara produksi rokok
Orang berjuang mempertahankan hidup dengan cara menjual rokok
Orang mencari kenikmatan dan sensasi hidup dengan rokok
Orang membuka rumah sakit di mana-mana, karena rokok
Orang bertengkar dalam rumah tangga, karena rokok
Orang membangun jaringan sosial dalam masyarakat, karena rokok
Orang mengejar kekuasaan, karena rokok
Orang menjadi pragmatis dalam hidup, karena rokok
Orang menjadi hedin, karena rokok
Orang mengejar status sosial, karena rokok
Orang menjadi pelit, karena rokok
Orang mati cepat, karena rokok

Karena Rokok
Bisa hidup,
Bisa bahagia,
Bisa kaya,
Bisa dihargai,
Bisa berkuasa, 

Karena Rokok;
Bisa bertengkar,
Bisa sakit,
Bisa pragmatis,
Bisa hedonis,
Bisa pelit,
Bisa mati

Karena Rokok, segalanya bisa

Meneladani Cara Hidup Sta. Teresa dari Kanak-kanak Jesus

Oleh: Vayan Yanuarius

Hari ini, Gereja sejagat merayakan pesta Sta. Teresa dari Kanak-kanak Jesus. Teresia dari Kanak-kanak Jesus atau Teresia Kecil (1873-1897) adalah pelindung misi (bersama dengan Fransiskus Xaverius).

Berdasarkan Ensiklopedi Orang Kudus yang ditulis oleh A. Heuken, SJ, Teresa memiliki cara hidup yang menarik, inspiratif, dan patut untuk diteladani oleh orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dia mengatakan demikian, "Jesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan-Mu! Anggap saja saya ini bola-Mu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika Kausepak kian kemari, silahkan! Dan kalau hendak Kau tinggalkan di pojok kamar lantaran bisa, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bola-Mu.... O, Jesus , tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendak-Mu. 

Inilah doa Teresia Martin kepada Kanak-kanak Jesus yang sangat dirindukan. Tetapi belum dapat disembuhkannya, karena baru berusia tujuh tahun. Teresia mempunyai ayah-ibu yang baik sekali. Dari keluarganya, lima orang menjadi suster. Betapa bahagia hati Teresia, ketika pada umur 12 tahun, boleh menyambut tubuh Kristus untuk pertama kalinya. Pada hari itulah ia berjanji di muka sebuah kayu salib: "Jesus di kayu salib yang haus, saya akan memberikan air kepada-Mu. Saya akan menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa bertobat." Pendosa pertama yang bertobat berkat doa Teresia ialah penjahat kelas kakap yang dijatuhi hukuman mati tanpa menyesal. Tetapi orang itu akhirnya bertobat di hadapan sebuah salib sesaat  sebelum menjalani hukuman.

Ketika berusia 15 tahun, Teresia dengan ijin khusus dari Paus masuk biara Karmel di Lusiux (Perancis). Kedua kakaknya sudah lebih dulu menjadi suster di biara itu. Sembilan tahun lamanya dia hidup sebagai suster biasa. Sebagaimana suster muda lain, ia melaksanakan tugas dan doa harian; harus mengatasi perasaan tersinggung, marah, rasa iri hati, dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir maupun batin. Ia berjuang menempuh "jalan sederhana" kepada kesucian yaitu secara konsekuen percaya dan mencintai Tuhan.

Akhirnya, ia menderita sakit paru-paru yang semakin parah, dan meninggal pada usia 24 tahun. Ia mewariskan catatan riwayat pribadi yang ditulis atas permintaan ibu biara: Kisah suatu jiwa. Ia menunjukkan, bahwa kesucian dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina, dan biasa orang itu. Caranya: melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penih cinta kasih yang murni kepada Tuha."

Teresia: Inspirasi manusia Modern
Setelah mengetahui riwat hidup Sta. Teresa di atas, ada beberapa hal penting yang bisa menginspirasi hidup kita manusia modern.

Pertama, serahkan seluruh hidup kita pada kehendak Tuhan. Penyerahan diri kepada Tuhan adalah jalan mencapai kesucian. Kita yakin bahwa Tuhan telah merencanakan yang terbaik dalam diri setiap orang percaya kepadanya. 

Kedua, mengikuti kehendak Tuhan dengan cara menciptakan tatanan kehidupan sosial yang harmonis. Keharmonisan adalah kunci kebersamaan, kebahagiaan, dan kedamaian. Karena itu, jangan menaruh dendam, amarah, iri hati, dan sombong. Jadikan hidup kita cerminan kehidupan Yesus itu sendiri.

Ketiga, hiduplah bersama orang lain sampai orang lain bisa bertobat karena cara hidup kita.

Keempat, lakukanlah pekerjaan kita masing-masing dengan penuh keseriusan. Jangan pernah menganggap remeh dengan pekerjaan sesederhana apa pun itu. Rahmat Tuhan mengalir dalam diri yang bekerja dengan penuh kasihsayang.

Selamat beraktivitas dalam spiritualitas Sta. Teresa  

Kepergian

Tentang Kepergian,  pasti selalu ada jejak keindahan yang harus dikenang agar bisa mengerti bahwa tak selamanya Kepergian mening...