Selasa, 31 Oktober 2023

Jadikanlah Hidup kita Seperti Biji Sesawi


Oleh: Vayan Yanuarius

Luk 13: 18-21

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan

Yesus menyapa kita semua hari melalui injil Lukas dengan menceritakan perumpaan tentang biji sesawi dan ragi. Pertanyaan yang muncul dalam pikiran kita ialah mengapa biji sesawi dan ragi diambil untuk dijadikan sebagai perumpaan tentang surga? Mengapa bukan biji pada tanaman lain? Apa keistimewaan biji sesawi dan ragi dalam perumpaan tentang surga yang dimaksudkan oleh Yesus di atas?

Biji Sesawi dan Ragi

Biji sesawi dan ragi adalah dua pasangan yang memiliki ukuran sangat kecil. Ukurannya lebih kecil dari semua jenis biji yang ada di bumi ini. Dalam tafsiran biblis, biji sesawi dan ragi menggambarkan situasi zaman dulu di mana kerajaan Allah pertama kali muncul dalam diri Yesus seorang diri dan kelompok kecilnya. 

Namun, mengalami perkembangan yang sangat signifikan sampai menyebar ke pelbagai belahan dunia. Hal itu bisa terjadi karena warta gembira dan kebaikan yang dilakukan oleh Yesus dan para muridnya. 

Dengan demikian, biji sesawi dan ragi bisa diasosiasikan dengan perbuatan baik yang sifatnya sederhana dan berdaya guna.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan

Sebagai orang-orang yang percaya dan mengimani Yesus sang Juruselamat, kita semua diajak untuk menjadi biji sesawi dan ragi. Yang dimaksudkan di sini ialah kita diajak untuk melakukan perbuatan-perbuatan kecil dan sederhana tetapi berdaya guna bagi orang lain. 

Perbuatan baik akan selalu membawa kebahagiaan dan suka cita bagi semua orang. Perbuatan baik juga merepresentasi kebaikan Yesus sendiri dalam diri para pengikutnya. 

Kita tidak perlu melakukan sesuatu yang besar untuk kebaikan semua orang. Cukup dengan mempersembahkan satu bagian kecil dari kebaikan yang ada di dalam diri kita masing-masing. 

Di tengah dunia yang sedang mengalami krisis kemanusiaan akibat sekularisme yang menekankan aspek individualitas, kita semua dipanggil untuk membangun komunalitas dengan bercermin pada spiritualitas Yesus Kristus sendiri. Bahwa kita hidup bukan untuk diri kita sendiri saja tetapi juga untuk orang lain. 

Kebaikan dan kebahagiaan seorang pengikut Yesus terletak pada kemauan untuk mencintai Yesus dalam diri orang yang ada di sekitarnya. Paus Fransiskus dalam Evanggelii Gaudium menjelaskan iman orang katolik mesti diterjemahkan ke dalam kehidupan sosial-politik. Artinya, semangat doa dan kontemplasi mesti sampai pada aktualisasi diri dalam kehidupan bersama. Doa akan menjadi mujrab ketika didukung oleh semangat untuk mengasihi dan mencintai sesama. Sta. Theresia dari Kalkuta mengatakan lakukanlah sesuatu yang kecil dengan jiwa yang besar. Itu sangat bermanfaat bagi orang lain. 

Benih kebaikan itu akan bertumbuh dan berkembang seperti biji sesawi yang akan menjadi pohon besar dan  menjadi palabuhan bagi orang banyak. Oleh karena itu, jangan pertanah menunggu sesuatu yang besar untuk melakukan sesuatu yang baik dan berguna untuk orang lain tetapi lakukan kebaikan dari sesuatu yang sederhana dan kecil tapi bermanfaat bagi orang lain. 
Jadikanlah hidup kita seperti biji sesawi dan ragi yang berguna bagi orang lain. 

Tuhan Yesus memberkati 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kepergian

Tentang Kepergian,  pasti selalu ada jejak keindahan yang harus dikenang agar bisa mengerti bahwa tak selamanya Kepergian mening...